Saya berangkat menuju Jakarta dari Kota Malang menggunakan jasa Kereta Api atau PT.KAI dengan tiket yang telah dipesan perusahaan seharga Rp. 109.000,-
Menurut jadwal tiket, kereta api berangkat dari stasiun Kota Baru pada pukul 17.00, namun mengalami keterlambatan karena beberapa hal.
Setelah hampir 2 jam saya menunggu, akhirnya kereta Matarmaja kelas Ekonomi datang. Saya kebagian gerbong 4, nomor kursi 2A. Rencananya, jika sesuai jadwal, kereta api akan sampai di stasiun Pasar Senin, Jakarta pada pukul 09.45 waktu setempat.
Bagaimanapun, PT.KAI telah banyak mengalami kemajuan terkait pelayanan penumpang. Diantaranya:
1. Tiap gerbong full AC, minimal mengurangi rasa gerah.
2. Fasilitas kamar mandi telah bersih
3. Kondisi tiap gerbong bersih
4. Tidak ada penumpang yang berdiri dan berdesakan
Sekitar pukul 19.30, perut saya lapar. Dan saya menganggap bahwa pedagang asongan masih berjualan di dalam kereta. Setelah sekian lama menunggu, mereka tidak kunjung ada.
Di waktu yang hampir bersamaan dengan keinginan saya untuk makan, ternyata ada dua petugas yang juga menjual makanan. Ketika menawarkan, ada 2 jenis makanan dengan beragam menu.
Karena perut lapar, akhirnya saya belilah satu.
“Berapa pak harga 1 bungkusnya?”
“30 ribu.”
Mahal banget ya?
Gak papa deh, karena ini masalah nyawa, uang berapa pun aku keluarkan. Menunya sih resto banget. Ada teriyaki, ada beberapa menu lain yang juga menurut saya ada di resto mahal.
Hanya saja, yang saya ingat, harga di resto mahal saat itu berkisar dibawah Rp. 20.000,-
Gak papa deh, demi nyawa juga. Biar gak mati kelaparan. Karena gak ada yang jual, selain para petugas PT.KAI. Saat itu saya memilih menu -yang kata petugasnya- bermerk Solaris.
Yah, namanya juga orang jualan. Mau untung berapapun terserah dia. Gajiku yang dua juta rupiah masih bisa membeli nasi seharga 30ribu rupiah. Yang penting kenyang. Jika perut udah kenyang, mulut gak bakal “ngroweng” lagi.
Ada beberapa tips buat Anda yang -mungkin- belum merasakan fasilitas baru PT.KAI.
1. Bawa Makanan Dari Rumah
Bagi Anda yang bepergian menggunakan uang pribadi (bukan uang perusahaan), mending bawa makanan dari rumah. Karena, juga tidak ada larangan untuk membawa dan memakan makanan di dalam gerbong kereta api.
2. Jangan Beli di Stasiun
Sama halnya di dalam kereta, harga barang barang di dalam lingkungan stasiun cenderung mahal.
---
Berbeda ketika saya dulu masih kecil, masih banyak asongan di dalam kereta.
Diantara mereka ada yang berjualan makanan, ataupun minuman. Dan yang menjadi menarik dari asongan itu adalah, harga produk mereka yang “miring” serta dibutuhkan para penumpang yang kelaparan.
Gak papa deh, saat ini PT.KAI sudah banyak kemajuan kok, kita harus hargai itu. Kita harus menghargai kemampuan PT.KAI yang bisa menghimpun keuntungan ratusan pedagang asongan demi kemajuan PT.KAI.
Tapi...tapi….#masih merasa gak ikhlas.
Kok mahal sekali ya makanannya. 30ribu rupiah.
Ya udah deh, saya mau makan dulu ya. Makan makanan yang aku cemoohin.
Menurut jadwal tiket, kereta api berangkat dari stasiun Kota Baru pada pukul 17.00, namun mengalami keterlambatan karena beberapa hal.
Setelah hampir 2 jam saya menunggu, akhirnya kereta Matarmaja kelas Ekonomi datang. Saya kebagian gerbong 4, nomor kursi 2A. Rencananya, jika sesuai jadwal, kereta api akan sampai di stasiun Pasar Senin, Jakarta pada pukul 09.45 waktu setempat.
Bagaimanapun, PT.KAI telah banyak mengalami kemajuan terkait pelayanan penumpang. Diantaranya:
1. Tiap gerbong full AC, minimal mengurangi rasa gerah.
2. Fasilitas kamar mandi telah bersih
3. Kondisi tiap gerbong bersih
4. Tidak ada penumpang yang berdiri dan berdesakan
Sekitar pukul 19.30, perut saya lapar. Dan saya menganggap bahwa pedagang asongan masih berjualan di dalam kereta. Setelah sekian lama menunggu, mereka tidak kunjung ada.
Di waktu yang hampir bersamaan dengan keinginan saya untuk makan, ternyata ada dua petugas yang juga menjual makanan. Ketika menawarkan, ada 2 jenis makanan dengan beragam menu.
Karena perut lapar, akhirnya saya belilah satu.
“Berapa pak harga 1 bungkusnya?”
“30 ribu.”
Mahal banget ya?
Gak papa deh, karena ini masalah nyawa, uang berapa pun aku keluarkan. Menunya sih resto banget. Ada teriyaki, ada beberapa menu lain yang juga menurut saya ada di resto mahal.
Hanya saja, yang saya ingat, harga di resto mahal saat itu berkisar dibawah Rp. 20.000,-
Gak papa deh, demi nyawa juga. Biar gak mati kelaparan. Karena gak ada yang jual, selain para petugas PT.KAI. Saat itu saya memilih menu -yang kata petugasnya- bermerk Solaris.
Yah, namanya juga orang jualan. Mau untung berapapun terserah dia. Gajiku yang dua juta rupiah masih bisa membeli nasi seharga 30ribu rupiah. Yang penting kenyang. Jika perut udah kenyang, mulut gak bakal “ngroweng” lagi.
Ada beberapa tips buat Anda yang -mungkin- belum merasakan fasilitas baru PT.KAI.
1. Bawa Makanan Dari Rumah
Bagi Anda yang bepergian menggunakan uang pribadi (bukan uang perusahaan), mending bawa makanan dari rumah. Karena, juga tidak ada larangan untuk membawa dan memakan makanan di dalam gerbong kereta api.
2. Jangan Beli di Stasiun
Sama halnya di dalam kereta, harga barang barang di dalam lingkungan stasiun cenderung mahal.
---
Berbeda ketika saya dulu masih kecil, masih banyak asongan di dalam kereta.
Diantara mereka ada yang berjualan makanan, ataupun minuman. Dan yang menjadi menarik dari asongan itu adalah, harga produk mereka yang “miring” serta dibutuhkan para penumpang yang kelaparan.
Gak papa deh, saat ini PT.KAI sudah banyak kemajuan kok, kita harus hargai itu. Kita harus menghargai kemampuan PT.KAI yang bisa menghimpun keuntungan ratusan pedagang asongan demi kemajuan PT.KAI.
Tapi...tapi….#masih merasa gak ikhlas.
Kok mahal sekali ya makanannya. 30ribu rupiah.
Ya udah deh, saya mau makan dulu ya. Makan makanan yang aku cemoohin.
Tapi paling seru beli makanan di KA...maemnya sambil dihayatin satu2 biar ga cepet habis...hehehe...
ReplyDelete😁😁😁😆😆😆😰😰😭😭😭😭
ReplyDelete