Ditanganku, ada dua tiket masuk bioskop 21 yang film nya sebentar lagi akan dimulai. Sembari menunggu pemutaran, kami berdua memesan dua minuman sama di foodcourt tak jauh disitu.
Memang hari ini kalo kedua aku mengajaknya menonton bioskop. Dalam benakku hanyalah, membuatnya tersenyum dari sekian hari kemurungannya. Terlihat dan terasa. Makanya, aku berharap dengan memberikannya sedikit hiburan mungkin bisa sebentar melupakan semua keruwetan yang ia alami.
"Film The Hobbit emang gak ada ya?".
"Gak ada. Khan udah aku bilang tadi, bahkan aku sms ke kamu kalo daftar film nya cuman itu."
Rencananya memang film The Hobbit yang menjadi pilihan kami berdua. Namun sehari sebelum kami berdua ke Bioskop 21, film itu belum ada. Berhubung dia ingin sekali menyegarkan pikiran, film apapun jadi.
"Yang ada memang film Garuda. Aku ndiri gak tau gimana itu filmnya. Gimana?"
"Terserah deh. Yang penting nonton".
Saat jam pemutaran, hanya sedikit yang menonton. Aku sudah curiga bahwa hari ini bakal menjadi waktu yang tidak tepat untuk membuatnya senang. Dan ternyata? Sebuah film Indonesia dengan efek khayal menjadi pemandangan garing saat itu.
"Jelek filmnya."
"Gimana lagi. Lha aku tawarin nunggu The Hobbit, juga gak mau gitu."
Ah, benar-benar waktu yang tidak tepat. Tujuanku untuk membuatnya bahagia tidak tercapai. Usahaku membuat suasana enak pun juga tidak terlaksana. Aku benar-benar tidak puas saat itu.
Memang hari ini kalo kedua aku mengajaknya menonton bioskop. Dalam benakku hanyalah, membuatnya tersenyum dari sekian hari kemurungannya. Terlihat dan terasa. Makanya, aku berharap dengan memberikannya sedikit hiburan mungkin bisa sebentar melupakan semua keruwetan yang ia alami.
"Film The Hobbit emang gak ada ya?".
"Gak ada. Khan udah aku bilang tadi, bahkan aku sms ke kamu kalo daftar film nya cuman itu."
Rencananya memang film The Hobbit yang menjadi pilihan kami berdua. Namun sehari sebelum kami berdua ke Bioskop 21, film itu belum ada. Berhubung dia ingin sekali menyegarkan pikiran, film apapun jadi.
"Yang ada memang film Garuda. Aku ndiri gak tau gimana itu filmnya. Gimana?"
"Terserah deh. Yang penting nonton".
Saat jam pemutaran, hanya sedikit yang menonton. Aku sudah curiga bahwa hari ini bakal menjadi waktu yang tidak tepat untuk membuatnya senang. Dan ternyata? Sebuah film Indonesia dengan efek khayal menjadi pemandangan garing saat itu.
"Jelek filmnya."
"Gimana lagi. Lha aku tawarin nunggu The Hobbit, juga gak mau gitu."
Ah, benar-benar waktu yang tidak tepat. Tujuanku untuk membuatnya bahagia tidak tercapai. Usahaku membuat suasana enak pun juga tidak terlaksana. Aku benar-benar tidak puas saat itu.
Aku hanya ingin membuatnya tertawa ceria didepanku. Dan membuatnya nyaman didekatku. Namun aku goblok.
Comments
Post a Comment