Skip to main content

Awas, Saat Pinjam Uang Ke Koperasi

Tidak bisa dipungkiri, semua orang tak lepas dari kebutuhan finansial di setiap sisi kehidupan. Adakalanya, banyak orang yang cerdas mengelola keuangannya dengan baik. Namun ada pula yang kurang bisa mengelola hingga akhirnya berujung terbelit hutang hingga waktu yang sangat lama.


Kemauan Dan Modal

Bagi Anda yang memiliki sebuah usaha, ada dua faktor yang sangat mempengaruhi. Yakni KEMAUAN, dan MODAL.

Nah, terkait dengan MODAL, maka saya akan menceritakan pengalaman saya saat mengajukan pinjaman ke salah satu koperasi yang ada di Kabupaten Malang.


Persiapkan Agunan

Untuk sebuah agunan, ada beberapa surat penting yang dapat digunakan sebagai jaminan selama melakukan peminjaman di koperasi. Bisa berupa Surat BPKB, maupun Sertifikat Tanah atau Rumah.
Jenis agunan sangat mempengaruhi batas maksimal (plafon) jumlah pinjaman. Tentu, plafon sertifikat tanah lebih tinggi dibandingkan dengan surat BPKB. Karena keduanya memiliki nilai jaminan yang berbeda.

Pastikan Kondisi Surat, Bersih

Maksudnya 'bersih' disini adalah surat tersebut legal, tidak palsu, dilengkapi surat pendukung lainnya. Jika sertifikat tanah, maka harus dilengkapi bukti PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).

Berikut saya berikan contoh kasus yang saya alami sendiri:

  • Saya mengajukan pinjaman ke KSU Central Artha Niaga, dengan agunan Sertifikat Tanah milik kedua orang tua saya.
  • Pinjaman yang saya ajukan sebesar Rp. 7.000.000,- dengan rentang waktu 12 bulan (1 tahun).
  • Saat bertemu dengan salesnya (orang yang melakukan survei), Sertifikat Tanah, bukti PBB, KTP orang-orang yang bersangkutan, dibawa untuk diperiksa serta dilakukan proses selanjutnya di Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Notaris sebagai tahapan verifikasi.
  • Tiga hari kemudian, surveyor atas mas Ahmad tadi memberitahukan bahwa pengajuan ditolak, karena bukti PBB 'tidak bersih', alias tidak sesuai dengan sertifikat yang diajukan. Setelah saya cek, memang benar seperti itu.


Agunan Sertifikat Tanah, Tak Menjamin Bisa Cair

Memang pengajuan kredit dengan agunan Sertifikat Tanah tidak semudah yang dibayangkan.

Tidak hanya KSU Central Artha Niaga yang menolak pengajuan pinjaman dengan Sertifikat Tanah yang 'kurang bersih', beberapa koperasi simpan pinjam lainnya juga menyikapinya dengan hal yang hampir senada.

Namun, sebagian koperasi lainnya menolak karena pengajuan pinjaman 'terlalu kecil', 7 juta rupiah namun menggunakan agunan Sertifikat Tanah. Hal itu dirasa tidak sesuai dengan biaya kepengurusan notaris dan verifikasi BPN.

Tidak Semua Koperasi Sama

Menurut saya, setelah sekian kali mengajukan pinjaman ke koperasi, hal yang bisa saya amati adalah 'kepercayaan'.

Contohnya, KSP Nusamba Wlingi, di Jalan Raya Pakisaji, Kabupaten Malang. Setelah kami berhasil melunasi pinjaman periode pertama, kreditur malah menawari dengan pinjaman yang lebih tinggi. Padahal agunannya masih sama.

Sama halnya seperti di KSP Surya Abadi, Jalan Raya Kepuh, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Setiap di detik-detik pelunasan pinjaman, sang debt collector seringkali menawari, apakah kami mengajukan pinjaman lagi atau tidak.

Dari sini asas kepercayaan saya anggap menjadi sesuatu yang penting bagi pemberi pinjaman. Karena bagaimanapun, penghasilan dari sebuah koperasi berasal dari bunga para nasabah.

Sudah ada KEMAUAN, tapi minim MODAL? pilih koperasi simpan pinjam yang TEPAT. Selamat berwirausaha :)

Comments

  1. Aku sudah pernah pinjam uang di koperasi, rasanya seperti dikejar setan kredit. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Garuda, bioskop 21. Tak Sesuai Harapan.

Ditanganku, ada dua tiket masuk bioskop 21 yang film nya sebentar lagi akan dimulai. Sembari menunggu pemutaran, kami berdua memesan dua minuman sama di foodcourt tak jauh disitu. Memang hari ini kalo kedua aku mengajaknya menonton bioskop. Dalam benakku hanyalah, membuatnya tersenyum dari sekian hari kemurungannya. Terlihat dan terasa. Makanya, aku berharap dengan memberikannya sedikit hiburan mungkin bisa sebentar melupakan semua keruwetan yang ia alami. "Film The Hobbit emang gak ada ya?". "Gak ada. Khan udah aku bilang tadi, bahkan aku sms ke kamu kalo daftar film nya cuman itu." Rencananya memang film The Hobbit yang menjadi pilihan kami berdua. Namun sehari sebelum kami berdua ke Bioskop 21, film itu belum ada. Berhubung dia ingin sekali menyegarkan pikiran, film apapun jadi. "Yang ada memang film Garuda. Aku ndiri gak tau gimana itu filmnya. Gimana?" "Terserah deh. Yang penting nonton". Saat jam pemutaran, hanya sedikit yang menonton. Aku

Kecewa Dengan Pelayanan DOKU

Setelah beberapa kali menggunakan pelayanan jasa transfer uang DOKU.com untuk membayar iklan Facebook, akhirnya saya merasa kecewa dengan prosedur yang diberikan. Sebagai pelanggan DOKU yang pernah melakukan transaksi sebelumnya sebanyak 2 kali -dan keduanya lancar- , untuk transaksi ketiga benar-benar mengecewakan. Pemesanan saya lakukan 31 Juli 2016 lalu, dengan menggunakan fitur 'tambah uang' di Facebook via transfer antar bank. Karena sudah pernah menggunakan jasa transfer ke DOKU.com sebelumnya, saya melakukan prosedur yang sama. Hanya perbedaannya adalah 2 kali transfer tersebut menggunakan mobile banking BRI. Setelah terbit kode pembayaran -yang juga merupakan akun virtual, begitu saya menyebutnya- , saya lanjutkan dengan melakukan transfer sejumlah uang yang telah disepakati. Dari intruksi yang diberikan, ada dua pilihan. Yakni Membayar melalui ATM atau membayar melalui Internet Banking. Karena kondisi pulsa ponsel tidak mencukupi untuk melakukan mobile ban

Cara Membuat Rak Sepatu Sederhana

Di hari libur, saya menyempatkan diri berkunjung ke sahabat saya, pak Yodex. Ternyata saat saya sampai dirumahnya, ia sedang sibuk menyiapkan berbagai peralatan dan bahan untuk membuat rak sepatu. Kesempatan tersebut tidak aku sia-siakan sebagai bahan blog, yakni Tutorial Cara Membuat Rak Sepatu Sederhana .