Skip to main content

Harun

Dialah yang membuatku tersadar semua sejarah yang telah lampau. Dan semua kejayaan masa itu ia ceritakan secara seksama sebagai suatu hadiah kehidupan dengan segala perjuangannya.

Walau aku mendengarkannya melalui telinga mudaku, namun semua kesan terpatri oleh energi yang disematkan dalam semua ceritanya.

Melalui cerita ibuku, ia adalah sosok pekerja keras tanpa lelah. Bekerja di perusahaan Jepang saat itu dengan pekerjaan membuat uang koin negara. Suatu pekerjaan bergengsi saat itu. Jika boleh disamakan, di jaman sekarang adalah seperti bekerja di Bank Indonesia. Hanya saja, tanpa jas dan dasi.

Namun, lebih lanjut, ibuku kembali menceritakan bahwa ia adalah orang yang loyal. Bukan bodoh, namun ia mengerti dengan apa yang ia lakukan. Suatu masa, teman-temannya berdemo besar-besaran terkait ketidaksejahteraan yang mereka alami hingga berujung pada mogok bersama.
"Lek mogok, mogok o. Aku ta tetep kerjo gae anak bojoku." ujar Harun
Sesuatu yang sebenarnya keputusan sederhana dan logis. Ia tidak melihat kasus mogok kerja tersebut sebagai langkah keputusan jangka pendek. Sebenarnya masih banyak ribuan keputusan yang bisa diambil. Hanya saja teman-teman Harun malas ribet. Padahal, ada satu kekuatan yang sebenarnya masih terpendam dalam diri manusia, yakni kekuatannya sendiri.
"Lek ndisek, pas usum e sweeping Jepang nang omah-omah, bapak cukup ndelik nang mburine lawang, tentara Jepang wes gak bakal iso ndelok dek e." cerita Ibu.
Keyakinan spiritual tak serta merta menjadi kehidupan dasarnya, namun kehidupannya tak serta merta menghilangkan bagian keyakinan spiritual. Semuanya terintegrasi dalam menjalani proses dunia hingga akhir hayat. Karena, Harun sudah mengalaminya puluhan tahun. Walaupun Harun tak berkisah tentang dirinya sendiri, semua orang pun tahu.

***

Kini, banyak orang menganggap jaman sudah berubah. Bagiku tidak. Kehidupan tetaplah kehidupan dengan segala ciri-cirinya. Siapapun yang menjalankannya, orang jaman kapanpun, akan tetap dihadapkan dengan kehidupan yang sama.

Adakalanya, orang mendasarkan kehidupannya dengan kehidupan yang serba instan. Adakalanya orang mendasarkan kehidupannya dengan nilai-nilai wejangan orang tuanya.

Ini bukan kehidupan yang berbeda. Hanya tingkat kemanjaan yang berbeda. Lihat orang dibelakang, jauh-jauh dibelakang. Hati-hati dengan racun sejarah yang telah disuntikkan.

Comments

  1. Setuju, kehidupan tetaplah kehidupan dengan segala ciri-cirinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perubahan terjadi pada sikap kita, bukan pada apa yang kita sikapi. :D

      Delete
  2. Kehidupan selalu menemukan jalannya..bagaimanapun kondisinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mas putra, sesuai dengan hukum alam :)

      Delete
    2. Bener mas putra, sesuai dengan hukum alam :)

      Delete
  3. Wejangan ortu emang paling top ya mas :)

    ReplyDelete
  4. Kehidupan tetaplah kehidupan dengan segala ciri-cirinya... love this quote :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Garuda, bioskop 21. Tak Sesuai Harapan.

Ditanganku, ada dua tiket masuk bioskop 21 yang film nya sebentar lagi akan dimulai. Sembari menunggu pemutaran, kami berdua memesan dua minuman sama di foodcourt tak jauh disitu. Memang hari ini kalo kedua aku mengajaknya menonton bioskop. Dalam benakku hanyalah, membuatnya tersenyum dari sekian hari kemurungannya. Terlihat dan terasa. Makanya, aku berharap dengan memberikannya sedikit hiburan mungkin bisa sebentar melupakan semua keruwetan yang ia alami. "Film The Hobbit emang gak ada ya?". "Gak ada. Khan udah aku bilang tadi, bahkan aku sms ke kamu kalo daftar film nya cuman itu." Rencananya memang film The Hobbit yang menjadi pilihan kami berdua. Namun sehari sebelum kami berdua ke Bioskop 21, film itu belum ada. Berhubung dia ingin sekali menyegarkan pikiran, film apapun jadi. "Yang ada memang film Garuda. Aku ndiri gak tau gimana itu filmnya. Gimana?" "Terserah deh. Yang penting nonton". Saat jam pemutaran, hanya sedikit yang menonton. Aku

Kecewa Dengan Pelayanan DOKU

Setelah beberapa kali menggunakan pelayanan jasa transfer uang DOKU.com untuk membayar iklan Facebook, akhirnya saya merasa kecewa dengan prosedur yang diberikan. Sebagai pelanggan DOKU yang pernah melakukan transaksi sebelumnya sebanyak 2 kali -dan keduanya lancar- , untuk transaksi ketiga benar-benar mengecewakan. Pemesanan saya lakukan 31 Juli 2016 lalu, dengan menggunakan fitur 'tambah uang' di Facebook via transfer antar bank. Karena sudah pernah menggunakan jasa transfer ke DOKU.com sebelumnya, saya melakukan prosedur yang sama. Hanya perbedaannya adalah 2 kali transfer tersebut menggunakan mobile banking BRI. Setelah terbit kode pembayaran -yang juga merupakan akun virtual, begitu saya menyebutnya- , saya lanjutkan dengan melakukan transfer sejumlah uang yang telah disepakati. Dari intruksi yang diberikan, ada dua pilihan. Yakni Membayar melalui ATM atau membayar melalui Internet Banking. Karena kondisi pulsa ponsel tidak mencukupi untuk melakukan mobile ban

Cara Membuat Rak Sepatu Sederhana

Di hari libur, saya menyempatkan diri berkunjung ke sahabat saya, pak Yodex. Ternyata saat saya sampai dirumahnya, ia sedang sibuk menyiapkan berbagai peralatan dan bahan untuk membuat rak sepatu. Kesempatan tersebut tidak aku sia-siakan sebagai bahan blog, yakni Tutorial Cara Membuat Rak Sepatu Sederhana .