Sejak kelahiranku di tahun 1987, sejumlah kenangan masa demi masa masih teringat dibeberapa bagian otak ini.
Berikut adalah secercah kecil dari sejarah yang telah menjadi kenangan bagiku.
Waktu SD
Dimulai dari ingatanku saat masa kecil, saat itu masih umur 7 -13an tahun, yang mana aku masih menginjak Sekolah Dasar.
Beragam mainan yang mengasyikkan, game boy, mainan jendela proyektor film, keong, tentara plastik, hingga kompetisi mainan berbau judi. Tidak hanya itu, beragam makanan juga masih ingat. Bubur ketan hitam dengan kuah es degan, es krim bulat, dan beberapa makanan yang aku ingat bentuknya namun lupa namanya.
Dan juga, banyak beragam permainan SD saat itu. Bektor, gobak sodor, engklek, patil lele, bentengan, delikan, hingga sepak bola anarkis.
Waktu SMP
Dan beberapa hal lainnya saat aku menginjak SMP, saat mulai menggandrungi belajar bahasa asing yakni bahasa Inggris, Jepang, dan Arab yang kini sudah tidak ada bekasnya.
Di lingkungan inilah, aku juga merasakan cinta, pemahaman kaku terhadap doktrin agama, serta mulai jadi kutu buku perpustakaan Masjid Baiturrahman.
Banyak teman setia, sahabat, bahkan sejumlah nama wanita yang masih aku ingat namanya. Emi Eka Wulandari, Retno Asti Palupi, Tri Wulandari, Desi Rahmawati, dan Nahla yakni seorang perempuan berdarah Arab yang sering aku temui di perpustakaan dekat SMP Islam Kepanjen.
Waktu SMK
Semua kisah itu berlanjut ke dunia berbeda saat menginjak jaman SLTA, yang mana aku bersekolah di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen. Memilih jurusan Listrik Industri dengan sistem sekolahan yang semi kuliah.
Dari SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, aku mengenal dunia organisasi intern. Diantaranya Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), serta melanjutkan hobi lamaku yakni beladiri Tapak Suci. Sebelumnya, aku menggeluti bela diri melalui Pagar Nusa dan Karate Funakoshi.
Semua itu terakumulasi menjadi karakter dari latar belakang kehidupan, yang kini terwujud dalam sikap saat ini.
Memandang orang hanya dengan apa yang terlihat saat ini, menjadi sebuah pertimbangan yang salah, yang hanya bisa menyombongkan keegoisan semata.
Comments
Post a Comment