Skip to main content

Dimanakah Sebuah Kebijaksanaan Berada?

Pertanyaan itu muncul saat sebuah jenjang akademis tidak lagi bisa menjamin seseorang menjadi bijak dalam kehidupannya. Namun, sebuah jenjang akademis berpeluang untuk menjadikan seseorang lebih bijak. Menurut saya.



Yang terlihat keliru adalah saat orientasi akademis menjadi keinginan berlebihan hingga berpotensi menjadi ambisi. Dengan tujuan sempit, setiap langkah bakal salah kaprah dan parahnya lagi hal tersebut berdampak negatif sehingga bakal tidak mencerminkan seorang akademisi. Menurut saya.

Ahahaha, saya bukanlah seorang sarjana, spesialis, maupun dokter, apalagi profesor. Namun saya memiliki keinginan untuk menuju kesana. Dan dengan segala keterbatasan akademi yang hanya tingkat lulusan SMK, boleh lah dan saya siap bila ditertawakan oleh orang-orang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi daripada saya.

Begini, adakalanya, saya sedikit tersinggung dengan sikap orang semena-mena berdasar kesombongan. Dan modal orang tersebut dengan memperlihatkan emblem akademiknya. Saya yakin, seorang profesor yang baik bakal bijak menyikapi segala situasi. Dengan ramuan pendidikan yang mereka lalui, mereka lebih tahu apa yang harus dilakukan dalam kondisi apapun.

Ayo! Harus semangat mencari ilmu dengan cara apapun, tanpa patah semangat dan menerima kenyataan yang ada.

Adalah sebuah ungkapan yang benar jika kita dilarang untuk terlampau jauh berandai-andai --berbeda dengan bercita-cita. Karena terkadang buaian andai-andai membutakan diri untuk dapat melihat apa-apa yang paling dekat disekitar kita.

"Ini untuk kemajuan bangsa.", tapi jangan lupakan apa yang dibutuhkan orang-orang disekelilingmu.

"Ini kewajiban agama yang tercantum dalam rukun kelima.", ingatlah orang-orang yang pernah kamu sakiti akibat lisanmu.

"Kita harus begini, begitu, dan begono.", sudahkah kita merapikan tempat tidur kita sendiri?

Kehidupan bukan berdasar rumus yang dibuat manusia. Banyak faktor 'x' yang menjadi pertimbangan untuk menjadi seseorang sebenarnya ditengah masyarakat.

Apakah 'yakin' bisa menjadi sebuah variabel?

Begitu pula 'ikhlas', bagaimana kita merumuskannya?

Apalagi dengan 'kebulatan tekad' harus ditulis seperti apa dalam buku matematika?

Sebuah kebijaksanaan terlalu kompleks untuk dikupas satu persatu. Dominasi faktor 'x' menjadi penting agar seorang manusia tidak pudar dengan arti sebenarnya 'manusia'.

Semoga selalu ada jalan. Dan lurus. Amin.

Salam.

image

Comments

Popular posts from this blog

Garuda, bioskop 21. Tak Sesuai Harapan.

Ditanganku, ada dua tiket masuk bioskop 21 yang film nya sebentar lagi akan dimulai. Sembari menunggu pemutaran, kami berdua memesan dua minuman sama di foodcourt tak jauh disitu. Memang hari ini kalo kedua aku mengajaknya menonton bioskop. Dalam benakku hanyalah, membuatnya tersenyum dari sekian hari kemurungannya. Terlihat dan terasa. Makanya, aku berharap dengan memberikannya sedikit hiburan mungkin bisa sebentar melupakan semua keruwetan yang ia alami. "Film The Hobbit emang gak ada ya?". "Gak ada. Khan udah aku bilang tadi, bahkan aku sms ke kamu kalo daftar film nya cuman itu." Rencananya memang film The Hobbit yang menjadi pilihan kami berdua. Namun sehari sebelum kami berdua ke Bioskop 21, film itu belum ada. Berhubung dia ingin sekali menyegarkan pikiran, film apapun jadi. "Yang ada memang film Garuda. Aku ndiri gak tau gimana itu filmnya. Gimana?" "Terserah deh. Yang penting nonton". Saat jam pemutaran, hanya sedikit yang menonton. Aku

Kecewa Dengan Pelayanan DOKU

Setelah beberapa kali menggunakan pelayanan jasa transfer uang DOKU.com untuk membayar iklan Facebook, akhirnya saya merasa kecewa dengan prosedur yang diberikan. Sebagai pelanggan DOKU yang pernah melakukan transaksi sebelumnya sebanyak 2 kali -dan keduanya lancar- , untuk transaksi ketiga benar-benar mengecewakan. Pemesanan saya lakukan 31 Juli 2016 lalu, dengan menggunakan fitur 'tambah uang' di Facebook via transfer antar bank. Karena sudah pernah menggunakan jasa transfer ke DOKU.com sebelumnya, saya melakukan prosedur yang sama. Hanya perbedaannya adalah 2 kali transfer tersebut menggunakan mobile banking BRI. Setelah terbit kode pembayaran -yang juga merupakan akun virtual, begitu saya menyebutnya- , saya lanjutkan dengan melakukan transfer sejumlah uang yang telah disepakati. Dari intruksi yang diberikan, ada dua pilihan. Yakni Membayar melalui ATM atau membayar melalui Internet Banking. Karena kondisi pulsa ponsel tidak mencukupi untuk melakukan mobile ban

Cara Membuat Rak Sepatu Sederhana

Di hari libur, saya menyempatkan diri berkunjung ke sahabat saya, pak Yodex. Ternyata saat saya sampai dirumahnya, ia sedang sibuk menyiapkan berbagai peralatan dan bahan untuk membuat rak sepatu. Kesempatan tersebut tidak aku sia-siakan sebagai bahan blog, yakni Tutorial Cara Membuat Rak Sepatu Sederhana .